Semoga Berbahagia, dan semoga langgeng dan berkah...!
Kata - kata seperti itulah yang terungkap dari orang - orang yang menghadiri pesta pernikahan kita. Mungkin hanyalah ungkapan sederhana dan do'a lumrah diucapkan kepada setiap pasangan hidup. Namun pernah kita berpikir dan mengatur strategi agar do'a serta harapan untuk bahagia itu bisa diaplikasikan dalam kehidupan rumah tangga kita.
Tentu semua pasangan menginginkan kebahagiaan selalu ada dalam lingkaran rumah tangganya, namun hal itu akan terasa sulit dimana antara seorang suami dan istri sudah tidak berperan dan berfungsi sebagaimana fitrahnya masing - masing.
Seorang suami berperan sebagai kepala rumah tangga, dan mungkin semua mengakui posisi itu baik dikalangan para istri ataupun suami sendiri tahu dengan posisinya ,tetapi mungkin masih sedikit sekali yang faham tentang bagaimana peran dan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin untuk apa yang dia pimpin.
. Ath Thalaaq 65 - 6
£`èdqãZÅ3ór& ô`ÏB ß]øym OçGYs3y `ÏiB öNä.Ï÷`ãr wur £`èdr!$Òè? (#qà)ÍhÒçGÏ9 £`Íkön=tã
4
tempatkanlah mereka (para
isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu
menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.
Salah satu tanggung jawab seorang suami untuk keluarganya adalah memberikan tempat tinggal untuk anggota keluarganya. Untuk masa sekarang ini dengan kondisi harga rumah yang sangat mahal, ada sebagian pasangan muda untuk memutuskan untuk tinggal sementara dengan orang tua atau mertua.
Terlepas dari berbagai alasan untuk tinggal bersama orang tua atau mertua, ada beberapa konsekuensi dan efek yang akan timbul di kemudian hari bagi keharmonisan hubungan pasangan tersebut. Kenapa demikian!? dengan tinggal di PMI ( perumahan mertua indah ) memang terasa ringan beban tanggung jawab yang dirasakan oleh pasangan muda, atau mungkin tidak ada perubahan yang signifikan untuk salah satu pasangan karena masih tinggal di rumah yang sama.
Dengan suasana demikian tentunya ada efek psikologis dimana hanya salah satu pasangan yang mengalami perubahan suasana, dan bagaimanapun pula jika posisi tidak berimbang nantinya akan menimbulkan suatu ketimpangan dimana ada peran yang terasingkan. Sebagai contoh jika seorang suami tinggal di rumah mertua otomatis suami itu memasuki dunia baru, lingkungan baru, budaya baru dan semuanya serba asing, tetapi terbalik halnya dengan sang istri mungkin si istri tidak merasakan perubahan yang sangat terasa karena mungkin dari lahir menjalani hidup dengan dunia yang sama, maka disini ada perbedaan suasana hidup yang tentunya akan mempengaruhi secara psikologis.
Pertanyaanya apa efek yang akan terjadi jika hal tersebut berkelanjutan.! Kita coba gambarkan dengan ilustrasi berikut:
Ketika suami tinggal bersama mertua dan terjadi sedikit perselisihan dengan sang istri, karena dalam setiap rumah tangga pasti ada masalah. Tentunya sang suami tidak akan dengan luluasa memperbaiki suasana tersebut, karena mungkin si suami menghargai orang tua istrinya ( mertua ).dengan tidak adanya keleluasaan dalam menyampaikan sesuatu hal akan menimbulkan kerjasama yang kurang kondusif apalagi jika hal tersebut terulang dan berlangsung terus - menerus dan bahkan sangat memungkinkan berakhirnya suatu hubungan tersebut.
Dengan ilustrasi tersebut bisa kita cermati ada salah satu fungsi pasangan ( suami ) yang hilang dimana sang suami tidak bisa mengarahkan dengan leluasa pasanganya karena terbentur dengan suasana. Jika seseorang yang berperan sudah kehilangan fungsinya maka yang tersisa hanyalah benda saja yang tidak bermakna.
Dan kalau di ibaratkan dengan sebuah flashdisk yang mempunya kapasitas yang sangat besar untuk menyimpan data tetapi tidak befungsi sebagaimana mestinya.
Solusinya lebih baik ngontrak rumah dari pada tinggal di pmi.... hehehe